Sistem Ekonomi Kapitalis
Defenisi Sistem Ekonomi KapitalisJika suatu perekonomian menerapkan sistem Ekonomi Kapitalis maka ketiga permasalahan ekonomi diserahkan kepada keputusan perorangan (individu). Sistem ini didasarkan pada paham laissez-faire, kata ini berasal dari bahasa Prancis yang berarti biarkan mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam paham laissez-faire anggota masyarakat diberikan kebebasan yang maksimal untuk menentukan kegiatan ekonomi yang mereka inginkan (Sukirno, 2012 :64). Pernyataan laissez-faire mengandung makna bahwa peran pemerintah dalam perekonomian relatif sedikit, bahkan pemerintah dianjurkan untuk tidak melakukan regulasi perekonomian. Sistem ini mengandalkan mekanisme pasar bebas. Pasar merupakan tempat pembeli dan penjual berinteraksi dan terlibat dalam pertukaran (Case and Fair, 2007:47).
Definisi sistem ekonomi yang dikemukakan Grossman (1984) di atas sejalan dengan yang dikemukakan oleh Reksohadiprojo (2001:9) bahwa:
“Kapitalisme adalah sistem ekonomi dimana aset produktif dimiliki oleh swasta dan produksi adalah untuk dijual. Meskipun demikian dalam praktiknya sistem ini tidak murni lagi, misalnya perekonomian negara-negara industri (negara maju) pun memiliki sektor usaha yang menjadi milik negara baik yang berukuran kecil maupun besar”Pemilik sumber daya misalnya pengusaha bertujuan mendapatan laba yang maksimal dari pemanfaatan aset produktifnya secara pribadi pula. Untuk alasan itu dapat dikatakan bahwa lokomotif sistem Ekonomi Kapitalis yang sangat dominan adalah prinsip individualisme dan motif keuntungan maksimum. Pada awalnya, kapitalisme sangat menekankan pada semangat berusaha, keberanian mengambil risiko, persaingan dan selalu berorientasi pada inovasi. Sementara itu, tata nilai yang dianut oleh sistem Kapitalis, antara lain: (i) Individualisme, (ii) Kemajuan material dan (iii) Kebebasan politik.
Karateristik Sistem Ekonomi Kapitalis
Jika kita ingin mendalami seluk beluk sistem Ekonomi Kapitalis, maka kita harus mendalami beberapa karateristik yang melekat pada sistem ekonomi tersebut. Karateristik tersebut antara lain adalah kepemilikan pribadi (Private property), Motif keuntungan (Profit Motive), Sistem harga (Price System), kebebasan berusaha (Freedom of Choice), Persaingan (Competition), individualisme, kedaulatan konsumen dan peran pemerintah yang terbatas (Martin C. Schnitzer, 1994 dalam Reswanda, 2005):1. Kepemilikan Pribadi
Setiap orang/individu berhak memperoleh hak milik, menggunakannya, membeli, menjualnya dan mewariskannya saat meninggal. Penganut sistem ini meyakini bahwa kepemilikan hak milik pribadi dianggap mendorong sikap hemat dan merangsang baik sebagai inisiatif individu maupun industri. Keduanya dianggap sebagai sesuatu yang mendasar bagi kemajuan ekonomi masyarakat.
2. Motif Keuntungan
Jenis barang dan jasa yang diproduksi tergantung pada interaksi kekuatan permintaan dan penawaran. Motif pengusaha didorong motif keuntungan, oleh karena itu para pengusaha berusaha memproduksi barang dan jasa yang dapat dijual dengan harga lebih tinggi dibanding biaya produksi. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membayar pemilik modal, dan untuk kelanjutan hidup usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem Ekonomi Kapitalis menggunakan laba sebagai tolok ukur apakah suatu barang akan diproduksi atau tidak, dan jika akan diproduksi berapa kuantitasnya.
3. Sistem Harga
Sistem harga atau mekanisme harga ditentukan oleh pasar. Setiap individu dan pelaku bisnis selalu mengambil keputusan ekonomi atas dasar harga, hubungan kerja, dan perubahan harga. Fungsi harga adalah sebagai alat mekanisme koordinasi dari berbagai produsen pribadi yang terdesentralisasi pada berbagai unit-unit produksi. Karena itu harga-harga yang berlaku di pasar akan menentukan jenis dan jumlah barang dan jasa yang akan diproduksi dan bagaimana barang tersebut didistribusikan.
4. Kebebasan Berusaha
Kebebasan berusaha merupakan institusi mendasar lainnya dalam sistem Ekonomi Kapitalis. Kebebasan ini mengacu pada hak umum setiap individu untuk terjun dalam aktivitas ekonomi yang mereka inginkan, meskipun ada batas-batas pilihan aktivitas tersebut. Dengan membandingkan indikator-indikator pasar (harga dan biaya), setiap individu dapat memilih bidang aktivitas apa yang akan memberikan keuntungan yang maksimal. Teori yang digunakan untuk menjelaskan eksistensi kebebasan berusaha adalah sangat sederhana yaitu untuk kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, Kapitalisme berpandangan bahwa seseorang hanya dapat berbuat baik kepada sesamanya apabila memiliki kekayaan materil, dan hanya dengan memiliki kekayaan material seseorang dapat menyenangkan Tuhannya.
5. Persaingan
Persaingan sangat diperlukan bagi sistem Ekonomi Kapitalis. Setiap individu harus berjuang dan bersaing untuk mendapatkan imbalan ekonomi sesuai apa yang diperjuangkannya. Hanya dengan persaingan yang akan melahirkan suatu kemajuan. Hal ini analog dengan sistem kehidupan alam, bahwa setiap mahluk harus berjuang dalam persaingan untuk mempertahankan kehidupannya, dan hanya mereka yang terbaik (memiliki kekuatan dan kemampuan beradaptasi) yang akan memperoleh kehidupan yang terbaik pula. Alam kapitalisme seakan-akan tidak menyediakan tempat bagi mereka yang lemah dan tidak mampu bersaing.
Kapitalisme percaya bahwa terdapat sejumlah manfaat dari persaingan yang bertumpu pada mekanisme pasar, antara lain: (1) Mekanisme pasar akan mencerminkan permintaan dan biaya-biaya secara aktual, sehingga akan memaksimumkan efisiensi penggunaan modal dan sumber daya produksi, (2) Mendorong inovasi produk dan pengurangan biaya dalam jangka panjang, (3) Memberikan komsumen berbagai alternatif penwaran barang dan jasa di pasar, dan (4) Menghasilkan pendapatan rill yang adil.
6. Individualisme
Individualisme berhubungan dengan nilai institusi kapitalisme. Ada nilai darwinisme sosial dalam konsep individualisme, yaitu hidup adalah perjuangan dan persaingan, hanya yang ”terbaik” yang bisa langgeng. Individualisme juga melibatkan persaingan yang jika digabung dengan darwinisme sosial akan memberikan jaminan kemajuan melalui proses evolusi. Individualisme juga berhubungan dengan persamaan dalam memperoleh peluang; hak tiap-tiap orang untuk sukses atau gagal tergantung pada usaha mereka sendiri.
Institusi kepemilikan pribadi dan individualisme mempunyai hubungan yang erat karena dua hal. Pertama, hak milik pribadi merupakan motivasi inisiatif individu untuk bekerja kerja keras dan dalam suasana persaingan bebas. Kedua, karena memberikan jaminan hak individu atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh negara terhadap mereka.
Individualisme juga berhubungan dengan akar filosofis Kapitalisme. Individualisme itu sendiri adalah pencapaian yang jelas dari kesadaran manusia, suatu tanda peradaban yang tinggi sebagai masyarakat memiliki kebebasan untuk hidup dan bekerja menurut apa yang disukai. Privasi dalam individualisme adalah sesuatu yang suci.
7. Kedaulatan Konsumen
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar ungkapan pembeli adalah raja. Artinya para penjual harus melayani pembeli (konsumen) dengan keinginannya dikuti. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa dalam sistem Ekonomi Kapitalisme, kedaulatan konsumen merupakan institusi yang penting, sebab konsumsi merupakan basis dari setiap logika aktivitas ekonomi yang akan dijalankan. Sebagaimana dinyatakan oleh Adam Smith dalam Reswanda (2005), bahwa “konsumsi adalah satu-satunya tujuan dari semua produksi, dan kepentingan produsen seharusnya ditempatkan hanya sejauh diperlukan untuk promosi terhadap konsumen”. Karena itu, produksi hanya sebagai sarana, sedangkan konsumsi adalah tujuan.
Kebebasan memilih berhubungan dengan kedaulatan konsumen. Kedaulatan konsumen yang mampu mempertahankan mekanisme pasar karena adanya kebebasan konsumen untuk memilih. Selanjutnya, kebebasan memilih dimaksud adalah konsisten dengan perekonomian laissez-faire yang secara formal pertama kali diproklamirkan oleh Adam Smith, dengan dasar kepercayaan bahwa setiap individu sebagai konsumen mampu membuat keputusan yang rasional menurut preferensi individualnya untuk memaksimumkan kepuasannya.
8. Pemerintahan Yang Terbatas
Sistem Ekonomi Kapitalis mengacu pada doktrin laissez-faire.Campur tangan atau intervensi pemerintah dalam perekonomian sangat terbatas, pemerintah hanya berperan pada fungsi-fungsi umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah seharusnya tidak ikut campur tangan pada kegiatan ekonomi yang sudah dapat dilakukan oleh pengusaha swasta. Pemerintah diharapkan memberikan suasana dimana individu-individu bisa beroperasi dengan bebas dan pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi yang tidak bisa dilakukan individu, seperti pertahanan nasional, hukum dan ketertiban, hubungan diplomatik, dan membangun sekolah, jalan serta pekerjaan-pekerjaan umum lainnya.
Amerika Serikat (AS) merupakan negara yang identik dengan sistem Ekonomi Kapitalis ternyata perekonomiannya didominasi oleh tiga institusi, yakni: (1) Pengusaha (pebisnis), (2) Buruh (3) Pemerintah. Meskipun menganut Sistem Kapitalis, AS tidaklah menggunakan sistem ekonomi tersebut secara murni karena berbagai desakan dari masyarakat yang menentang Sistem Kapitalis murni. Banyak perubahan yang sudah terjadi dengan cara memodifikasi mekanisme pasar, sehingga lebih sesuai dengan aspirasi masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi AS adalah sistem ekonomi yang dimodifikasi di mana peran pemerintah AS sangat penting (Reswanda, 2005).
Bagaimana mekanisme Sistem Ekonomi Kapitalis menjawab atau memecahkan tiga masalah pokok ekonomi?.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita mendengar ungkapan pembeli adalah raja. Ungkapan ini menerangkan bagaimana Sistem Ekonomi Kapitalis memecahkan tiga masalah pokok dalam perekonomian. Para pengusaha memproduksi barang yang memberikan keuntungan yang maksimal. Keuntungan maksimal hanya dapat dicapai apabila pengusaha dapat menjual barang-barang yang diproduksinya. Untuk alasan itu, maka para pengusaha harus menghasilkan barang-barang yang diinginkan para pembeli/konsumen. Melalui interaksi antara konsumen dan penjual di pasar akan diperoleh informasi tentang barang-barang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat dan perlu diproduksi. Interaksi antara penjual dan konsumen di pasar (melalui mekanisme pasar) akan memecahkan masalah barang apa yang akan diproduksi (Sukirno, 2012:65).
Bagaimana dengan masalah cara atau teknik produksi untuk menghasilkan barang-barang yang diminta oleh masyarakat?.
Dalam berproduksi atau menghasilkan barang-barang dan jasa, pengusaha menggunakan faktor-faktor produksi yang langka dan para pengusaha membayar balas jasa faktor-faktor produksi yang mereka gunakan. Agar keuntungan pengusaha bisa maksimal, maka pengusaha harus menggunakan faktor-faktor sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat produksi yang dapat memaksimalkan keuntungan.
Sementara itu, masalah mengenai untuk siapa barang diproduksikan?
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa dalam menghasilkan barang dan jasa, para pengusaha menggunakan faktor-faktor produksi. Penggunaan tersebut akan menghasilkan balas jasa atau pendapatan bagi masyarakat atau pemilik faktor produksi. Tenaga kerja akan mendapat upah/gaji, pemilik modal mendapat bunga, pemilik tanah dan bangunan mendapat rente (sewa) dan pemilik kemampuan berwirausaha mendapakan keuntungan. Berbagai jensi pendapatan/balas jasa tersebut akan menentukan dua hal, yaitu: (1). Jumlah pendapatan yang diterima masyarakat, (2). Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat. Kedua hal tersebut akan mewujudkan daya beli masyarakat yang pada akan memberi jawaban terhadap masalah pokok perekonomian yang ketiga (Sukirno, 2012:66).
Sementara itu, Menurut Panetto (1981: 31) pada Sistem Ekonomi Kapitalis pemecahan masalah pokok ekonomi yaitu barang apa yang akan dihasilkan, bagaimana barang itu dihasilkan dan untuk siapa barang itu dihasilkan, diserahkan atau ditangani oleh individu-individu yang bergerak di sektor swasta dan diatur oleh mekanisme harga atau mekanisme pasar. Pemerintah hanya bertindak sebagai pihak yang mengawasi jalannya kegiatan dan kehidupan perekonomian negara dan hanya ikut campur tangan secara insidentil bilamana terjadi gangguan yang bisa menghambat proses mekanisme harga dalam mewujudkan alokasi optimum sumber-sumber ekonomi. Campur tangan pemerintah hanya terbatas pada kebijakan keuangan khususnya kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.