Analisis Pengaruh Net Ekspor, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1990-2011

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh net ekspor, investasi, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Analisis di lakukan dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series yang di ambil dari tahun 1999 – 2011, yang di peroleh dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan net ekspor, investasi, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan bila di lihat secara parsial hanya net ekspor dan pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia, sedangkan investasi secara signifikan berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan.
Fundamental pembangunan ekonomi yang rapuh, penyelenggaraan Negara yang sangat birokatis dan cenderung korup serta tidak demokratis, telah menyebabkan krisis yang mengancam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu reformasi disegala bidang dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri atas paradigma baru Indonesia masa depan. Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor nonfisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan sumber-sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang maka laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. 

Pertumbuhan ekonomi melibatkan perubahan faktor-faktor permintaan yaitu perubahan permintaan agregatif akan menyebabkan perubahan alokasi sumber-sumber daya dalam perekonomian. Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar kenaikan kapasitas produksi dapat direalisasi. Dalam proses pertumbuhan ekonomi berupa sektor atau industri mengalami penciutan atau perluasan secara lambat , pergerseran atau perpindahan sumber daya dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara efisien (Jhingan, 2000:65). 

Ekspor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa cara. Pertama, pengaruh langsung ekspor yaitu dengan adanya perbaikan teknologi bagi masing-masing negara yang melakukan kegiatan perdagangan luar negeri. Kedua, ekspor dapat membantu mengatasi kendala nilai tukar mata uang (exchange rate). Hal ini kemudian menjadi pendorong bagi sebuah negara untuk melakukan impor, termasuk impor barang modal. Ketiga, berdasarkan penelitian Levine dan Renelt(1992) dalam Alam (2003) diperoleh bukti bahwa perbandingan antara ekspor dengan PDB memiliki hubungan yang sangat kuat dengan perbandingan antara investasi dengan PDB. Terdapat hubungan tidak langsung antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi (PDB) melalui investasi. Pertumbuhan ekonomi berasal dari nilai laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara adalah pertumbuhan ekonomi, yang diukur dari perbedaan produk domestik bruto (PDB tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau Selama ini, pertumbuhan ekonomi indonesia belum dapat melebihi pertumbuhan ekonomi china, singapura dan filipina yang merupakan negara dalam satu kawasan. Di kutip dalam WEO (World Economic Outlook, edisi januari 2008) pertumbuhan ekonomi indonesia pada tahun 2010 hanya sebesar 6.1 % sedangkan china mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 10,3 %, filipina mencapai 7,4%, begitu juga dengan singapura, thailand, dan malaysia, perekonomiannya juga positif masing-masing sebesar 14,6%, 7,8% dan 7,2% di tahun 2010.
Secara teori, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang di topang oleh investasi. Pertumbuhan yang di topang oleh investasi dianggap akan dapat meningkatkan produktifitas dan dapat membantu penyerapan tenaga kerja. Dengan diserapnya tenaga kerja, maka angka pengangguran pun dapat dikurangi ( kuncoro, 2004). Clinton dalam (Mankiw, 2006:223) juga berpendapat bahwa tingkat investasi infrastruktur yang lebih tinggi akan membuat perekonomian secara substansial lebih produktif.

Namun, dalam kenyataan pertumbuhan ekonomi di indonesia masih didorong oleh yang bersifat konsumtif. Pada tahun 2009, secara nominal pengeluaran konsumsi berdasarkan penggunaan produk domestik bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 tercatat sebesar  Rp 1.444.845,6 Miliar, sedangkan investasi yang tercermin dalam pembentukan modal tetap bruto (PMTB) hanya sebesar Rp 510.100,2 Miliar (www.bi.go.id).

Sebagian pendapat berkeyakinan akan pemikiran yang berkesimpulan bahwa hampir semua menganggap pembangunan identik dengan pertumbuhan ekonomi, seperti tercermin dalam tujuan pembangunan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari investasi yang berarti tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang ditanam dan dikembangkan dalam masyarakat. Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat pendapatan nasional. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran (Sukirno,2000:367). Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi.

Pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian dapat dibagi  dalam sektor rumah tangga yang tercermin dalam perilaku konsumen ( C ), sektor bisnis yang tercermin dalam pola perilaku investasi ( I ), sektor pemerintahan yang tercermin dalam campur tangan pemeritah dalam perekonomian baik secara langsung melalui pengeluaran pemerintah ( G ), maupun tidak langsung yaitu melalui penarikan pajak ( TX ), dan pemberian transfer payment ( TR ), sektor luar Negri yang tercermin dalam perilaku ekspor ( X ) dan impor ( M ). Keempat  sektor tersebut lebih dikenal dengan sebutan sektor riil. Peranan sektor pemerintah meningkat terus sejak terjadinya kegagalan pasar dalam menyelesaikan masalah-masalah ekonomi mikro. Itu terjadi pada masa depresi besar tahun 1930-an.  Pada masa itu  perekonomian dunia mengalami masa yang paling sulit. Ini ditandai dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Keadaan ini menuntut pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian. Hal ini karena sektor swasta tidak memungkinkan untuk membangun sarana dan prasarana untuk menunjang seluruh kegiatan.  

Jika sektor swasta ikut menyediakan sarana dan prasarana, maka akan menyebabkan tingginya biaya produksi untuk barang-barangnya dan akibatnya aka menjadikan harga barang menjadi tinggi. Akibat selanjutnya, barang tidak terjual dan perusahaan akan  mengalami kerugian. Dengan demikian pemerintah dituntut untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk memperlancar perekonomian. Selama pembangunan jangka panjang pertama, sudah banyak yang dinikmati antara lain berupa pertumbuhan produksi nasional. 

Berdasarkan harga konstan tahun 1983, selama 25 tahun terakhir ini perekonomian indonesia tumbuh rata-rata 6% pertahun. Pertumbuhan tersebut dapat dipertahankan dalam kurun waktu panjang. Pertumbuhan yang tinggi selama periode tersebut tentu tidak akan terjadi tanpa disertai dengan perkembangan, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta. Sektor pemerintah selama ini masih dianggap sebagai leading sektor yang mampu memberi dorongan kuat terhadap perkembangan ekonomi Indonesi. Peranan pemerintah dalam perekonomian tersebut dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Aziz, 2006:5). 


1 Comments

  1. Halo selamat Siang

    Perkenalkan nama saya Lauren, manajer afiliasi untuk InstaForex Group.

    Disini saya ingin menawarkan Anda untuk bergabung dalam program afiliasi yang memberikan Anda keuntungan komisi mulai dari 1.5 - 5.3 pip untuk Forex dan mencapai 20 - 26 pip untuk Gold.

    Selain keuntungan tersebut kami juga dapat menawarkan fasilitas lainnya untuk memfasilitasi deposit dan penarikan dana untuk klien-klien Anda.

    Saya menunggu kabar baik dari Anda segera.
    Silakan menghubungi saya melalui detil yang terdapat di bawah.
    Kami akan senang untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan Anda.


    Terima kasih.

    Hormat saya
    Laurent

    ID Skype: Lauren InstaFX
    Facebook: Lorenifx IFX
    Phone/WA: +628119105674

    www.instaforex.com

    ReplyDelete
Previous Post Next Post