sumber gambar : gresnews.com |
Pada alasan pertama, keuntungan motivasi merger adalah dikaitkan dengan tujuan perusahaan. Melalui merger akan terjadi pengurangan beberapa komponen biaya produksi. Misalnya, biaya pemrosesan output, biaya transaksi, iklan, pemanfaatan informasi bersama, dan administrasi. perusahaan-perusahaan yang melakukan merger dapat menggunakan pelayanan jasa secara bersama, seperti bengkel kendaraan, asuransi, jasa bank, dan sebagainya.
selanjutnya, alasan kedua setiap pesaing yang berada di dalam pasar senantiasa menghadapi risiko dalam persaingan pasar. pasar pesaing yang terdapat di dalam pasar adalah berada di dalam situasi yang tidak pasti akibat terjadinya persaingan harga yang ketat. perusahaan yang kuat dan memiliki keunggulan dalam penetrasi pasar menjalankan startegi herga guna mengurangi jumlah pesaing yang terdapat di dalam pasar. Harga diatur rendah sehingga mempersempit peluang perusahaan-perusahaan kecil guna memperbesar bagian output mereka di dalam pasar. oleh karena itu, agar posisi perusahaan-perusahaan lemah menjadi aman, maka mereka melakukan merger.
Alasan Ketiga adalah berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan pertumbuhan. Perusahaan-perusahaan yang bergabung tentunya mengharapkan kinerja perusahaan mereka semakin lama semakin baik, Keuntungan meningkat, selanjutnya di investasikan kembali untuk perluasan perusahaan. Kemudian, terjadi pula penambahan kekayaan perusahaan, tenaga kerja dan juga nilai tambah perusahaan. Denagn demikian, terjadi peningkatan pertumbuhan perusahaan.
Dalam kenyataanya hal itu tidaklah sepenuhnya benar. Hasibuan (1993) dengan mengutip kembali hasil penelitian Hogarti menyatakan, ada bukti-bukti yang memperlihatkan melalui merger hasil penjualan tidaklah tumbuh lebih cepat daripada sebelum dilakukan merger. Hasil penelitian Hogarti menunjukkan, dari 41 perusahaan di Amerika Serikat yang ditelitinya hanya 15 Perusahaan di antaranya yang mendukung hipotesis melalui merger pertumbuhan meningkat.
Alasan keempat adalah perusahaan yang melakukan merger berusaha untuk mendominasi pasar. Perusahaan-perusahaan yang besar tentunya mempu menguasai pasar. Namun demikian, bila pesaing di dalam pasar dibiarkan bebas perusahaan besar akan menghadapi risiko berkurangnya bagian pasar output yang dikuasai. Dengan merger konsentrasi industri meningkat sehingga perusahaan menjadi semakin dominan.
Alasan kelima, awalan integrasi yang dijalankan oleh perusahaan industri dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu integrasi vertikal dan integrasi horisontal, integrasi vertikaladalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang memiliki hubungan produksi berkelanjutan. Integrasi ini dapat bersifat ke hulu (up stream), dan dapat juga ke hilir (down stream). Selanjutnya, integrasi horizontal adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang menghasilkan produk yang sama dengan tingkat produksi yang juga sama.Perusahaan industri melakukan integrasi untuk meningkatkan efisiensi. Adakalanya perusahaan menemui kendala pasokan bahan bakunya dirintangi oleh negara tujuan pasar, sehingga harga perolehannya menjadi tinggi.
terakhir, dengan diversifikasi konglomerasi pada dasarnya perusahaan berusaha menyebarkan risiko di dalam kegiatan bisnis yang dijalankannya. Adakalanya perusahaan yang menghasilkan produk tunggal outputnya mengalami stagnasi di pasaran. Keadaan ini pada gilirannya dapat menyebabkan perusahaan menghadapi risiko bangkrut. Selanjutnya, dengan mengakuisis perusahaan lainnya yang tidak sejenis perusahaan tersebut terhindar dari kebangkrutan. Risiko perusahaan menjadi menyebar dari kebangkrutan. Selanjutnya kegagalan penetrasi pasar satu jenis perusahaan dapat ditutupi oleh keberhasilan penetrasi pasar pada perusahaan-perusahaan lainnya, dengan demikian kegiatan bisnis dapat terus berjalan.