TUJUAN ILMU EKONOMI REGIONAL
Tujuan (goals) ilmu ekonomi regional sebetulnya tidak jauh berbeda dengan tujuan ilmu ekonomi pada umumnya. Ferguson (1965) mengatakan bahwa tujuan utama kebijakan ekonomi adalah :
Menciptakan full employment atau setidak – tidaknya tingkat pengangguran yang rendah menjadi tujuan pokok pemerintahan pusat maupun daerah. Dalam kehidupan masyarakat, pekerjaan bukan saja berfungsi sebagai sumber pendapatan, tetapi sekaligus juga memberikan harga diri/status bagi yang bekerja.
Adanya economic growth (pertumbuhan ekonomi), karena selain menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, juga diharapkan dapat memperbaiki kehidupan manusia atau peningkatan pendapatan. Tanpa perubahan, manusia merasa jenuh atau bahkan merasa tertinggal.
Terciptanya price stability (stabilitas harga) untuk menciptakan rasa aman/tentram dalam perasaan masyarakat. Harga yang tidak stabil membuat masyarakat merasa waswas, misalnya apakah harta atau simpanan yang diperoleh dengan kerja keras, nilai riil atau manfaat berkurang di kemudian hari.
Ada diantara tujuan ekonomi yang tidak mungkin dilakukan daerah (pemerintah daerah) apabila daerah itu bekerja sendiri, yaitu menstabilkan tingkat harga. Namun, apabila daerah itu dapat memenuhi tujuan pertama dan kedua, hal itu turut membantu pemerintah pusat untuk memenuhi tujuan ketiga. Namun, di sisi lain daerah karena wilayahnya yang lebih sempit, dapat membuat kebijakan yang lebih bersifat spasial sehingga ada hal – hal yang dapat dilakukan oleh daerah secara lebih baik ketimbang oleh pemerintah pusat. Hal – hal yang bisa diatur di daerah secara lebih baik, yang merupakan tujuan pokok tambahan yaitu sebagai berikut.
- Terjaganya kelestarian lingkungan hidup.
- Pemerataan pembangunan dalam wilayah.
- Penetapan sektor unggulan wilayah.
- Membuat keterkaitan antarsektor yang lebih serasi dalam wilayah, sehingga menjadi bersinergi dan berkesinambung.
- Pemenuhan kebutuhan pangan wilayah.
MANFAAT ILMU EKONOMI REGIONAL
Manfaat IER dapat dibagi dua, yaitu manfaat makro dan manfaat mikro. Manfaat makro bertalian dengan bagaimana pemerintah pusat dapat menggunakannya untuk mempercepat laju pertumbuhan kesluruhan wilayah. Manfaat mikro, yaitu bagaimana IER dapat membantu perencana wilayah menghemat waktu dan biaya dalam proses menentukan lokasi suatu kegiatan atau proyek.
Contoh manfaat makro dapat dikemukakan sebagai berikut. Ditinjau dari sudut pemerintah pusat masing – masing wilayah memiliki potensi yang berbeda. Dari sudut potensi, masing – masing wilayah memiliki keunggulan komparatif yang berbeda dan bisa dimanfaatkan untuk menetapkan skala prioritas yang berbeda untuk masing – masing wilayah. Dari sudut tingkat pendapatan, masing – masing wilayah memiliki tingkat pendapatan yang berbeda. Wilayah dengan tingkat pendapatan rendah memiliki MPC (marginal propensity to consume) yang tinggi. Hal ini bisa digunakan untuk meningkatkan efek pengganda (multiplier effect) dari pengeluaran pemerintah pusat.
Contoh manfaat mikro dapat dikemukakan sebagai berikut. IER membantu perencanaan wilayah dalam menentukan dibagian wilayah mana suatu kegiatan/proyek itu sebaiknya dibangun, tetapi tidak sampai menunjuk lokasi konkret dari proyek tersebut. Dengan demikian, mungkin ada yang mempertanyakan apa manfaat/kegunaan IER, karena tidak mampu langsung menunjukan lokasi. Seorang perencana wilayah berhadapan dengan wilayah yang begitu luas. Apabila langsung ingin mendapat jawaban dimana site-nya, ia harus melakukan survey terhadap keseluruh wilayah. Hal ini membutuhkan waktu dan biaya yang sangat besar. IER memiliki alat analisis yang bisa menunjuk pada bagian wilayah mana kegiatan seperti itu memiliki keunggulan komparatif. Dengan demikian, bagian wilayah yang perlu disurvei secara rinci dipersempit untuk menghemat waktu dan biaya. Analisis IER membutuhkan biaya yang relatif murah karena dalam banyak hal cukup menggunakan data sekunder. Dengan demikian, IER dapat membantu perencana wilayah untuk menghemat waktu dan biaya dalam proses memilih lokasi.
sumber : http://lookforscience.wordpress.com