Jakarta – Pemerintah memperkirakan dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke inflasi bulan Juli sebesar 0,7 persen. Untuk menjaga inflasi bulan Juli pemerintah memastikan ketersediaan pasokan pangan.
Lebih lanjut ia mengatakan agar inflasi pada bulan Juli ini tidak melebar jauh dari 1 persen maka pemerintah akan menjaga harga produk volatel food untuk stabil. Pasalnya pada bulan ini juga ada dampak kedua dari kebijakan BBM. “Kita akan jaga suplai barang dengan berbagai cara seperti impor,” tuturnya.
Menurutnya, beberapa produk pangan pada minggu ke tiga sudah mengalami penurunan dibandingkan minggu ke dua, namun masih ada beberapa produk yang masih tinggi meski kecenderungan turun. Khusus untuk daging pemerintah menargetkan harga untuk stabil di kisaran Rp 75.000 – Rp 80.000 per kilo gram.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo, memperkirakan bulan Juli merupakan puncak tertinggi inflasi, pasalnya pada bulan ini ada dampak kebijakan BBM, bulan puasa dan tahun ajaran baru.
Namun, sambung dia, total besaran inflasi pada bulan ini tergantu dari upaya pemerintah untuk menekan gejolak harga. “Mau berapanya (besaran inflasi), mudah-mudahan bisa ditekan,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan pemantauan harga komoditas pangan mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan bulan lalu, misalnya daging sapi mengalami peningkatan hingga 70 persen, ayam 20 persen. Oleh karenanya Pemerintah memutuskan untuk melakukan impor kepada produk-produk yang kurang suplainya seperti bawang merah dan cabai merah yang di impor dari China, Vietnam, Kamboja.
Sementara Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan inflasi bulan Juli akan sangat tinggi bahkan akan berada di atas 2,3 persen oleh karena itu perlu di waspadai dalam beberapa waktu tersisa. Permasalah inflasi pada Juli ini adalah volatel food dimana upaya pemerintah menyiapkan persediaan pangan.
sumber: http://www.ekon.go.id/berita
“Untuk inflasi akibat BBM saja sudah 0,7 persen untuk bulan tujuh (Juli), 0,3 sudah yang kemarin (Juni),”kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa usai rakor Stabilisasi Pangan di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Lebih lanjut ia mengatakan agar inflasi pada bulan Juli ini tidak melebar jauh dari 1 persen maka pemerintah akan menjaga harga produk volatel food untuk stabil. Pasalnya pada bulan ini juga ada dampak kedua dari kebijakan BBM. “Kita akan jaga suplai barang dengan berbagai cara seperti impor,” tuturnya.
Menurutnya, beberapa produk pangan pada minggu ke tiga sudah mengalami penurunan dibandingkan minggu ke dua, namun masih ada beberapa produk yang masih tinggi meski kecenderungan turun. Khusus untuk daging pemerintah menargetkan harga untuk stabil di kisaran Rp 75.000 – Rp 80.000 per kilo gram.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo, memperkirakan bulan Juli merupakan puncak tertinggi inflasi, pasalnya pada bulan ini ada dampak kebijakan BBM, bulan puasa dan tahun ajaran baru.
Namun, sambung dia, total besaran inflasi pada bulan ini tergantu dari upaya pemerintah untuk menekan gejolak harga. “Mau berapanya (besaran inflasi), mudah-mudahan bisa ditekan,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan pemantauan harga komoditas pangan mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan bulan lalu, misalnya daging sapi mengalami peningkatan hingga 70 persen, ayam 20 persen. Oleh karenanya Pemerintah memutuskan untuk melakukan impor kepada produk-produk yang kurang suplainya seperti bawang merah dan cabai merah yang di impor dari China, Vietnam, Kamboja.
Sementara Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan inflasi bulan Juli akan sangat tinggi bahkan akan berada di atas 2,3 persen oleh karena itu perlu di waspadai dalam beberapa waktu tersisa. Permasalah inflasi pada Juli ini adalah volatel food dimana upaya pemerintah menyiapkan persediaan pangan.
sumber: http://www.ekon.go.id/berita
Tags
Fiskal dan Moneter